Rabu, 07 Mei 2014
Selasa, 06 Mei 2014
Tugas Individu 2 "Sintaksis Bahasa Indonesia Lanjut tentang kinstituen dan konstruksi"
Nama :
MIMI PUSPITA SARI
Kelas :
6 F
NPM :
116211041
Tugas :
Sintaksis
1.
Murni menangis tersedu-sedu
K
FN FV
Murni menangis tersedu-sedu
2.
Anak muda itu terbaring sakit
K
FN FV
FN V Adj
FN Demon
N
Anak muda itu terbaring sakit
Tugas 6 Pertanyaan dari Pembahasan Relasi Makna
Pertanyaan Kelompok
1.
Apakah sinonim antar dua buah kata yang
berbeda selamanya memiliki arti yang sama?
Jawab : Sinonim antar dua buah kata yang
berbeda, kesamaannya tidak seratus persen, hanya kurang lebih saja. Kesamaannya
tidak bersifat mutlak, karena ada prinsip umum semantik yang mengatakan apabila
bentuk berbeda maka makna pun berbeda, walaupun perbedaannya hanya sedikit.
Contohnya makna kata buruk dan jelek tidak persisi sama, makna kata bunga,
kembang, dan puspa pun tidak persis sama.
2.
Jelaskan letak antonim pada tataran
bahasa, seperti tataran morfem, kata, frase, dan kalimat!
Jawab :
·
Antonim antar kalimat, misalnya dia
sakit dan dia tidak sakit
·
Antonim antar frasa, misalnya secara
teratur dan secara tidak teratur
·
Antonim antar kata, misalnya dalam
bahasa ingrris terdapat kata thankful dan thankless
3.
Mengapa penggunaan istilah opisisi lebih
tepat daripada penggunaan istilah antonimi?
Jawab : karena penggunaan istilah
antonimi dalam mencari contoh dalam setiap bahasa tidak mudah. Dalam bahasa
indonesia untuk tataran morfem (terikat) barangkali tidak ada.
4.
Jelaskan dengan singkat perbedaan
oposisi hubungan, oposisi hierarkial, dan oposisi majemuk?
Jawab :
- Oposisi hubungan Misalnya kata suami-istri. Suami tidak bisa berdiri sendiri tanpa ada kata istri, karena istri selalu berkaitan dengan suami. Jadi keduanya saling berhubungan
- Oposisi Hierarkial yaitu tingkatan atau jenjang. Misalnya pendek-panjang, rendah-berat, tinggi-rendah.
- Oposisi majemuk yaitu oposisi yang lebih dari satu pihak. Misalnya : berdiri beroposisi duduk.
5.
Jelaskan maksud dari konsep hoponimi dan
hipernimi mudah diterapkan pada kata benda tetapi sukar pada kata kerja dan
kata sifat!
Jawab
: Konsep hiponimi dan hipernimi mengandaikan adanya kelas bawahan dan kelas
atasan, adanya sebuah makna kata yang berada di bawah makna kata lainnya.
Karena itu, ada kemungkinan sebuah kata yang merupakan hipernimi terhadap
sejumlah kata lain, akan menjadi hiponim terhadap kata lain yang hierarkial
berada diatasnya. Umpamanya kata ikan yang merupakan hipernimi terhadap kata
tongkol, bandeng, cakalang, mujair akan menjadi hiponimi terhadap kata
binatang.
6.
Jelaskan bagaimana membedakan bentuk-bentuk
polisemi dan homonimi!
Jawab : Polisemi merupakan satuan bahasa
yang memiliki makna lebih dari satu (banyak makna). Contohnya : Kepala susu,
kepala meja, kepala kereta api. Sedangkan homonimi yaitu sebagai ungkapan yang
bentuknya sama dengan ungkapan lain tetapi maknanya tidak sama.
Contohnya
: - Kata bisa : ungkapan racun ular
- Kata
bisa : ungkapan sanggup, dapat.
7.
Mengapa perbedaan ambiguitas berasal
dari gramatika yang lebih besar?
Jawab : Karena dalam ambiguitas berasal dari satuan
gramatikal yang lebih besar yaitu dilihat dari fraseatau kalimat, dan terjadi
sebagai akibat penafsiran struktur gramatikal yang berbeda. Contohnya : Buku
sejarah itu baru terbit.
8. Jelaskan
redudansi dalam bentuk kalimat dan bentuk ujaran apa saja yang digunakan!
Jawab :
Redudansi adalah ujaran yang berlebih-lebihan
pemakaian unsur segmental dalam suatu bentuk ujaran, misalnya dalam kalimat :
o
Bola itu ditendang si Udin
o
Bola itu ditendang oleh si Udin
Pada
kedua kalimat ujaran diatas sebenarnya maknanya sama, tetapi kata oleh disana
terlalu berlebihan, sebenarnya tidak perlu dan seharusnya kata oleh
dihilangkan.
Langganan:
Postingan (Atom)